Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Tabaroka Wa Ta’ala yang telah menciptakan manusia dengan sebagus-bagusnya rupa. Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan pada Baginda Rasulullah SAW .
MAKNA “khalifah”
Insyaallah kita jumpai dalam Firman Allah Azza Wa Jalla pada :
QS. Al Baqarah : 30 خَلِيفَةً (khaliifatan) => khalifah pada diri Nabi Adam a.s
QS. An-Naml : 62 خُلَـفَآءَ (khulafaa a) => khalifah pada manusia secara umum
QS. Al-Faathir : 39 خَلَــٓـٕفَ (khalaaifa) => khalifah-khalifah pada manusia secara umum
QS. Al A’raf : 129 وَيَسْــتَخْلِـفَكُمْ (wayastakhlifakum) => menjadikan kamu khalifah (do’a Nabi Musa a.s bagi kaumnya)
QS. Shaad : 26 خَلِـيفَةً (khaliifatan) => khalifah pada diri Nabi Daud a.s
MAKNA “khalifah”
Insyaallah kita jumpai dalam Firman Allah Azza Wa Jalla pada :
QS. Al Baqarah : 30 خَلِيفَةً (khaliifatan) => khalifah pada diri Nabi Adam a.s
QS. An-Naml : 62 خُلَـفَآءَ (khulafaa a) => khalifah pada manusia secara umum
QS. Al-Faathir : 39 خَلَــٓـٕفَ (khalaaifa) => khalifah-khalifah pada manusia secara umum
QS. Al A’raf : 129 وَيَسْــتَخْلِـفَكُمْ (wayastakhlifakum) => menjadikan kamu khalifah (do’a Nabi Musa a.s bagi kaumnya)
QS. Shaad : 26 خَلِـيفَةً (khaliifatan) => khalifah pada diri Nabi Daud a.s
ANTARA “khalaqa” DAN “ja’ala”
Perbedaannya Insyaallah kita jumpai dalam Firman Allah Azza Wa Jalla pada :
QS. Al A’raf : 11 => خَلَقْنَـكُم (khalaqnakum)
QS. Al A’raf : 12 => خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ (khalaqtani minan naar)
Perbedaannya Insyaallah kita jumpai dalam Firman Allah Azza Wa Jalla pada :
QS. Al A’raf : 11 => خَلَقْنَـكُم (khalaqnakum)
QS. Al A’raf : 12 => خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ (khalaqtani minan naar)
d-a-n وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ (wa khalaqtahu min thiin)
QS. Al A’raf : 54 => خَلَقَ السَمَـوَتِ وَالاٌّرْضَ (khalaqas samawati wal ardho)
QS. Al A’raf : 54 => خَلَقَ السَمَـوَتِ وَالاٌّرْضَ (khalaqas samawati wal ardho)
QS. Al Baqarah : 30 => إِنِّى جَاعِلٌ فِى الأَرْضِ (inni ja’ilun fil ardhi)
QS. Al Baqarah : 124 => إِنِّى جَـعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا (inni ja’iluka linnasi imama)
Perbedaannya akan semakin jelas dalam QS Al A’raf : 189, dalam kalimah ;
خَلَقَكُمْ مِّن نَّفْسٍ وَحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا
Khalaqakum min nafsiw wahidah Wa ja’ala minha zaujahaa (Menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya)
Walaupun antara khalaqa dan ja’ala mempunyai makna sama (menciptakan/ menjadikan) namun akan terlihat beda pada penggunaan dalam kalimat. “Khalaqa” digunakan pada penciptaan benda (perhatikan ayat-ayat berkenaan dengan penciptaan adam, manusia, langit-bumi, syaithon), “Ja’ala” digunakan pada penciptaan sifat (perhatikan pada ayat-ayat berkenaan dengan penciptaan khalifah, imam, istri)
PERBEDAAN PENDAPAT BERAWAL DARI SINI
A’udzubillahi minasy syaithoonirrajiim. Bismillahirrahmaanirrahiim. Firman Allah Azza Wa Jalla insyaallah kurang lebih artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah : 30)
Mengapa Para Malaikat a.s “Protes” ?
ataj’alu fiiha ma(n)yufsidu fiiha wayasfikud dimaa…’ "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah…”
Ada 2 asumsi mayoritas terkait “protes” tersebut :
A’udzubillahi minasy syaithoonirrajiim. Bismillahirrahmaanirrahiim. Firman Allah Azza Wa Jalla insyaallah kurang lebih artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah : 30)
Mengapa Para Malaikat a.s “Protes” ?
ataj’alu fiiha ma(n)yufsidu fiiha wayasfikud dimaa…’ "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah…”
Ada 2 asumsi mayoritas terkait “protes” tersebut :
- Para Malaikat a.s sudah me”ramalkan” (tanpa contoh kasus sebelumnya) bahwa Nabi Adam a.s –yang dijadikan khalifah (pertama?) - dan keturunannya akan berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. => Mungkinkah ???
- Para Malaikat a.s menarik pelajaran (dari contoh kasus sebelumnya) bahwa khalifah-khalifah sebelum Nabi Adam a.s yang sudah berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. => Mungkin !!!
Asumsi Pertama sangat mungkin menjadi alasan munculnya anggapan bahwa Nabi Adam a.s bukan manusia pertama melainkan “khalifah pertama”, namun mungkinkah para Malaikat a.s melakukan “protes” tanpa ada contoh kasus sebelumnya ?
Asumsi Kedua tidak dapat dijadikan argumen bahwa Nabi Adam a.s adalah khalifah pertama, dan jika khalifah – khalifah sebelumnya juga berasal dari jenis makhluk yang tercipta dari tanah maka Nabi Adam a.s pun bukan manusia pertama. Lalu “siapa khalifah sebelum Nabi Adam a.s ?” : (a) Dari golongan manusia (yang tercipta “dari” tanah), atau ; (b)Dari golongan makhluk lain ?
DARI SEORANG DIRI (?)
Firman Allah Subhanahu Tabaroka Wa TA’ala, A’udzubillahi minasy syaithoonirrajiim. Bismillahirrahmaanirrahiim insyaallah kurang lebih artinya :
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[*] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[**], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa’ : 1)
[*]. Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[**]. Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
>>> Jika yang dimaksud “seorang diri” adalah Nabi Adam a.s maka benarlah pendapat yang mengatakan Nabi Adam a.s manusia pertama. Namun jika yang dimaksud “seorang diri” adalah setiap manusia (laki-laki) hal inipun tidak lantas menggugurkan pendapat Nabi Adam a.s adalah manusia pertama.
MELEBIHI SEGALA UMAT
Firman Allah Azza Wa Jalla, A’udzubillahi minasy syaithoonirrajiim. Bismillahirrahmaanirrahiim insyaallah kurang lebih artinya : Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (QS. Ali Imran : 33)
>>> Benarkah makna lafadz al ‘alamin = segala umat (di masa mereka masing-masing) ???. Jika benar, maka pada masa Nabi Adam a.s sudah ada “umat lain” sehingga menurut ayat QS Ali Imran : 33 tersebut Nabi Adam a.s terpilih melebihi segala umat di masanya. Jika Tidak, lalu makna lafadz al ‘alamin apa ?
>>> Bagi yang menolak Nabi Adam a.s manusia pertama tentu akan mengartikan “melebihi segala umat” adalah melebihi manusia-manusia lain di jamannya. Bagi yang pro Nabi Adam a.s manusia pertama akan lebih mengartikan bahwa “umat lain” pada masa Nabi Adam a.s tersebut bukanlah manusia namun makhluk lain selain manusia.
MAKHLUK LAIN ITU SIAPA ?
Firman Allah Azza Wa Jalla, A’udzubillahi minasy syaithoonirrajiim. Bismillahirrahmaanirrahiim insyaallah kurang lebih artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[*], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Qs. Al Isra’ : 70)
[*]. Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.
>>> Konsekwensi logis bagi yang percaya Nabi Adam a.s bukan manusia pertama, manusia-manusia lain diluar keturunan Nabi Adam a.s hanya dianggap sebagai “kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”
Site Yang Senang Pada Pendapat Nabi Adam a.s Bukan Manusia Pertama,
JIL : Islam Liberal
Hindu : http://ngarayana.web.ugm.ac.id/2009/07/adam-bukan-manusia-pertama/
Hindu : http://vedasastra.com/?p=836
Budha : http://wirajhana-eka.blogspot.com/2007/08/adam-bukan-manusia-pertama-banyak-adam.html
Perbedaan pendapat ini bukanlah sebuah misteri, saya yakin bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah menjelaskannya dalam Al Qur’an Al Karim, hanya keterbatasan kitalah yang menganggap ini masih misteri. Dan bagi musuh-musuh Islam tentu akan memanfaatkan hal ini untuk terus mengobok-obok agar perbedaan tersebut terus meruncing, yang pada gilirannya berpotensi menjauhkan umat Islam dari Aqidah Islam yang utama yakni meng-Esa-kan Allah Subhanahu tabaroka Wa Ta’ala. Setelah berusaha, selanjutnya saya hanya pantas berdo’a :
A’udzubillahi minasy syaithoonirrojiim. Bismillahirrahmaanirrahiim
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Amin.
Semoga bermanfa’at.
[*]. Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[**]. Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
>>> Jika yang dimaksud “seorang diri” adalah Nabi Adam a.s maka benarlah pendapat yang mengatakan Nabi Adam a.s manusia pertama. Namun jika yang dimaksud “seorang diri” adalah setiap manusia (laki-laki) hal inipun tidak lantas menggugurkan pendapat Nabi Adam a.s adalah manusia pertama.
MELEBIHI SEGALA UMAT
Firman Allah Azza Wa Jalla, A’udzubillahi minasy syaithoonirrajiim. Bismillahirrahmaanirrahiim insyaallah kurang lebih artinya : Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (QS. Ali Imran : 33)
>>> Benarkah makna lafadz al ‘alamin = segala umat (di masa mereka masing-masing) ???. Jika benar, maka pada masa Nabi Adam a.s sudah ada “umat lain” sehingga menurut ayat QS Ali Imran : 33 tersebut Nabi Adam a.s terpilih melebihi segala umat di masanya. Jika Tidak, lalu makna lafadz al ‘alamin apa ?
>>> Bagi yang menolak Nabi Adam a.s manusia pertama tentu akan mengartikan “melebihi segala umat” adalah melebihi manusia-manusia lain di jamannya. Bagi yang pro Nabi Adam a.s manusia pertama akan lebih mengartikan bahwa “umat lain” pada masa Nabi Adam a.s tersebut bukanlah manusia namun makhluk lain selain manusia.
MAKHLUK LAIN ITU SIAPA ?
Firman Allah Azza Wa Jalla, A’udzubillahi minasy syaithoonirrajiim. Bismillahirrahmaanirrahiim insyaallah kurang lebih artinya : Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[*], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Qs. Al Isra’ : 70)
[*]. Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.
>>> Konsekwensi logis bagi yang percaya Nabi Adam a.s bukan manusia pertama, manusia-manusia lain diluar keturunan Nabi Adam a.s hanya dianggap sebagai “kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”
Site Yang Senang Pada Pendapat Nabi Adam a.s Bukan Manusia Pertama,
JIL : Islam Liberal
Hindu : http://ngarayana.web.ugm.ac.id/2009/07/adam-bukan-manusia-pertama/
Hindu : http://vedasastra.com/?p=836
Budha : http://wirajhana-eka.blogspot.com/2007/08/adam-bukan-manusia-pertama-banyak-adam.html
Perbedaan pendapat ini bukanlah sebuah misteri, saya yakin bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah menjelaskannya dalam Al Qur’an Al Karim, hanya keterbatasan kitalah yang menganggap ini masih misteri. Dan bagi musuh-musuh Islam tentu akan memanfaatkan hal ini untuk terus mengobok-obok agar perbedaan tersebut terus meruncing, yang pada gilirannya berpotensi menjauhkan umat Islam dari Aqidah Islam yang utama yakni meng-Esa-kan Allah Subhanahu tabaroka Wa Ta’ala. Setelah berusaha, selanjutnya saya hanya pantas berdo’a :
A’udzubillahi minasy syaithoonirrojiim. Bismillahirrahmaanirrahiim
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Amin.
Semoga bermanfa’at.