Bukan Blogger Semusim, wow tiga kata sakti yang mampu memotivasi kita untuk berkata tidak pada blogger musiman, angin-anginan, kumat-kumatan, atau apalah namanya. Apakah kita termasuk di dalamnya?, apakah kita termasuk blogger kumat-kumatan itu?. Baiklah, mari kita coba untuk mengurai beberapa kendalanya, ini hanya menurut saya dan tentu saya sangat berterimakasih jika dari kawan-kawan yang nantinya memberi kritikan dan solusinya di kolom komentar.
Agar kita bukan blogger semusim ada baiknya kita mengetahui beberapa kendalanya :
Kendala 1 : Kehilangan Motivasi
Kita bisa melakukan tajddiidu niyat (memperbarui niyat) kembali. Khususnya bagi kita seorang muslimin-muslimah, bukankah Al Qur'an memberikan motivasi terindah dalam melakukan segala aktivitas kita di dunia? "Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil 'alamin", bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam. Dalam bahasa sederhana, Pakdhe Cholik (komandan Blogcamp) menuturkan "Ngeblog Untuk Ibadah". Jadi, mari kita meluruskan niyat ngeblog kita, bukankah ngeblog juga bagian dari aktivitas dunia?
Kendala 2 : Kehilangan Inspirasi
Kawan, mari kembali pada Al Qur'an. Ayat yang pertama turun adalah perintah membaca, iqro'!. Bacalah dengan menyebut asma Tuhan Yang Menciptakan segalanya, membaca apa saja. Membaca tidak melulu melalui buku, membaca tidak harus dari berbagai tulisan, bacalah lingkungan kita, bacalah tanda-tanda keagungan-Nya yang bertebaran di alam semesta. Bacalah!. Bukankah kita diciptakan memiliki dua mata, dua telinga, dan satu mulut, mengapa? Ini sebuah tanda bahwa kita diperintahkan untuk lebih banyak melihat, lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Mungkin ini dulu, soalnya berburu dengan waktu yang dibatasi oleh beliau, Pakdhe Cholik sebagai shohibul kontes. So... apakah kita mau jadi blogger semusim? Oh tiidaaak!
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Tiga Kata Bukan Blogger Semusim di BlogCamp.