Bismillahirrohmaanirrohiiim.
Awal awal Romadhon kemaren, alhamdulillah kedatangan seorang tamu istimewa, karena beliau mengajukan beberapa pertanyaan dan gugatan yang wowww panjangnya di beberapa artikel saya. Saat itu tentu saya saya enggan menanggapi karena beberapa alasan dan pertimbangan, pertanyaan beliau saya simpan dalam draft dan tentu saja saya jadikan pe-er. Ya... PR dari Anonym. Jadi untuk Anonym, maaf baru bisa saya tanggapi, itupun tidak bisa semuanya, dan saya rasa masih ala kadarnya. Untuk teman2 yang menyimak, siapapun anda, beragama apapun anda, silahkan memberikan kritikan, gugatan atau apalah yang bisa menjadikan kita manusia yang berserah diri pada Tuhan (baca : Alloh Subhanahu Wa Ta'ala).
Awal awal Romadhon kemaren, alhamdulillah kedatangan seorang tamu istimewa, karena beliau mengajukan beberapa pertanyaan dan gugatan yang wowww panjangnya di beberapa artikel saya. Saat itu tentu saya saya enggan menanggapi karena beberapa alasan dan pertimbangan, pertanyaan beliau saya simpan dalam draft dan tentu saja saya jadikan pe-er. Ya... PR dari Anonym. Jadi untuk Anonym, maaf baru bisa saya tanggapi, itupun tidak bisa semuanya, dan saya rasa masih ala kadarnya. Untuk teman2 yang menyimak, siapapun anda, beragama apapun anda, silahkan memberikan kritikan, gugatan atau apalah yang bisa menjadikan kita manusia yang berserah diri pada Tuhan (baca : Alloh Subhanahu Wa Ta'ala).
1. PR dari Anonym : Tak boleh menghubungkan monyet.
pada : Kaum Monyet Yang Ingin Diakui EksistensinyaSaya bukan Judhianto, dan saya tidak mengenalnya secara pribadi, meski saya pernah berkunjung ke blognya.(Dan jangan panggil saya om, saya masih muda, kok)
Mengenai poin yg saya sampaikan, anda cenderung mengkaitkan kisah mitologi dari berbagai peradaban dengan kaum yahudi yg dalam tulisan di atas anda sebut babi dan kera. Saya kira tidak ada keterkaitan di antara keduanya, dan anda terkesan mengkaitkan keduanya semata mata hanya karena ada tokoh babi dan kera dalam mitologi tersebut. Anda seolah olah mengarahkan pembaca pada kesimpulan sesuai dengan persepsi & interpretasi anda pribadi.
Yaps... betul, saya emang mengaitkan sesuai persepsi dan interpretasi pribadi. Bukankah demikian juga yang ditempuh orang orang yang mengajukan thesis?. Jika anda tak mengakui adanya kitab suci dari Tuhan (Baca : Allah Ta'ala), anda berhak koq menganggap Al Qur'an dan kitab2 suci Agama lain sebagai literatur, dan cobalah mengorelasikan beberapa "literatur" tersebut. Lah wong para pro evolusi ajah menghubung2kan monyet-gorila-beruk-siamang-orangutan-simpanse. Tentu saja saya boleh dooong menarik benang merah "babi" dan "kera" pada beberapa "literatur" tersebut.
Sains memang tidak pernah mengklaim suatu teori sebagai kebenaran absolut, namun teori evolusi telah teruji dan dapat disebut sebagai fakta karena dapat difalsifikasi. Teori evolusi bisa saja runtuh jika ada teori yg dapat menjelaskan mekanisme spesiasi lebih baik, namun hingga saat ini teori pengganti tersebut tak kunjung ada. Dari tulisan anda yg membubuhkan tanda kutip pada kata teori, saya berasumsi bahwa anda tidak menganggap evolusi tidak benar. Tapi itu hanya sekedar asumsi saya, lho.
Sayangnya kalian enggak prefere terhadap "kreasionis" seeeh. Padahal banyak juga koq para ilmuwan yang membantah validasi en akurasi dari bukti-bukti empiris pendukung teori evolusi. Mau dijelasin kek gimana tentang adanya penciptaan ya tetap aja dianggap gak ilmiah, kan? Jadinya ya... jaka sembung makan combro... gak nyambung brooo! :D
Semoga meluruskan.
Makasih...
2. PR dari Anonym : Isa (a.s) atau Yesus, pengucapan yang benar?
pada : Nabi Isa ‘Alaihis Salam = Yesus ? Jebakan Aqidah !!!Kata Iesous merupakan bentuk hellenisasi dari Yesua, lalu dalam perkembangannya lebih populer ditulis sebagai Jesus, dengan pengucapan yg sama
Tuh kaan, sapa suruh nama "Isa" (alaihissalam) dilogatkan ke bahasa helenis Yunani? Dari logat Yunani dilogatkan Indonesia, dari i menjadi je menjadi ye. Capee yeeeh deeeh...
Yuuuk kita intip dari pengakuan ummat Kristen sendiri, cekidot : [http://www.sarapanpagi.org/nama-yesus-dalam-bahasa-aram-keakuratan-nama-isa-vt2214.html]. Harap diperhatikan eeeaa, kalimat yang saya kasih garis bawah merah :D
klik ajah, biyar jelas :D |
Dalam site tersebut ada paragraf sbb :
Kalau begitu, bagaimana mengucapkan nama Sang Juru Selamat yang sah? YESYUA, IESOUS atau IESUS/ YESUS? Jawabnya, semua sah-sah saja, karena semua bahasa itu hidup pada zaman-Nya. Jadi, dalam bahasa Aram inilah Yesus berbicara sehari-hari dan mengajar murid-muridnya, begitu juga ketika dikatakan bahwa Yesus bebicara dengan Paulus dalam bahasa Ibrani (Kisah 26:14), kemungkinan besar dalam bahasa Ibrani tutur Galilea atau Aram. Tetapi ketika membaca Taurat dan Kitab Nabi-nabi di sinagoge, pasti Yesus mengucapkannya dalam bahasa Ibrani (Lukas 4:18-20). Tetapi Yesus juga berbicara dalam bahasa Yunani, misalnya dalam percakapannya dengan seorang perwira di Kapernaum (Lukas 7:1-10).
Kalo bisa dikatakan, saat itu ada beberapa bahasa yang digunakan, bahasa keseharian adalah bahasa Aram, bahasa Yunani dan latin adalah bahasa penjajah, sedangkan bahasa kitab suci yang dipakai ummat yahudi waktu itu adalah bahasa Ibrani Purba, hampir mirip dengan Bahasa Arab. Sebagai Gambaran, Ibrani diibaratkan bhasa melayu kuno, bahasa Aram diibaratkan bahasa Indonesia sekarang, dan bahasa Yunani-Romawi-Latin diibaratkan bahasa Inggris dan Belanda atau Jepang. Berikut adalah skrinsot pengakuan mereka, walaupun dibumbui sedikit ejekan.
klik lagih deh :D |
Pengucapan bahasa Ibrani Purba mirip dengan bahasa Arab :D, mengucapkan suatu kata seperti mau membersihkan tenggorokan. :(
Sooo, jika yang benar adalah kata Yesus, maka ummat Kristen harusnya konsisten menghapus kata Allah dan ikuti saja terjemahanya dengan God (plesetan dari Ghost), atau Tuhan (plesetan dari Hantu),,, gak heran kan sekarang jadi marak kalimat, "O my Ghost" :(
Masalah penyimpangan akidah, ditinjau dari sudut mana? Dalam tulisan anda di atas, anda mengkaitkannya dengan figur Zeus karena kemiripan bunyi, namun saya kira tidak demikian. Kata Iesous atau Jesus adalah ekspresi murni orang yunani dan sekitarnya dan kemudian romawi pada sosok yg diidentifikasi oleh umat muslim sebagai Isa. Meski kemudian pada kekristenan terjadi sinkretisme hellenistik yg berpengaruh pada ikon dan simbolisme yg dapat kita jumpai hingga saat ini. Sebagai contoh, sosok Tuhan Bapa seringkali mengambil image Zeus dalam karya seni pada masa renaisans, sebagai contoh lukisan "Creation of Adam"nya Michaelangelo. Sosok Yesus yg berambut sebahu, berjanggut, dan ekpersi umum yg ikonik tentang sosoknya saya kira mengadopsi penggambaran wajah Serapis, dewa hasil sinkretisme hellenis. Meski demikian, saya rasa penyebutan Jesus pada sosok Isa tidak ada kaitannya dengan penyelewengan akidah, apalagi penyelewengan terstruktur.
SATU : SECARA HISTORI nama "Isa" (a.s) lebih akurat daripada "Yesus". Bukti pada Bilangan 24:17, yaitu :
אֶרְאֶנּוּ וְלֹא עַתָּה אֲשׁוּרֶנּוּ וְלֹא קָרוֺב דָּרַךְ כּוֺכָב מִיַּעֲקֹב וְקָם שֵׁבֶט מִיִּשְׂרָאֵל וּמָחַץ פַּאֲתֵי מוֺאָב וְקַרְקַר כָּל-בְּנֵי-שֵׁת:
אֶרְאֶנּוּ וְלֹא עַתָּה אֲשׁוּרֶנּוּ וְלֹא קָרוֺב דָּרַךְ כּוֺכָב מִיַּעֲקֹב וְקָם שֵׁבֶט מִיִּשְׂרָאֵל וּמָחַץ פַּאֲתֵי מוֺאָב וְקַרְקַר כָּל-בְּנֵי-שֵׁת:
Translit Interlinear, ERWNU {aku melihat}VELO{tetapi bukan } ATA{sekarang} ASHURANU{aku memandang dia} VELO KAROV{tetapi bukan dari dekat} DARAKHH KOKHAV{bintang terbit}MIYAAKOV {dari yakub}VEKAM SHEVET{tongkat kerajaan} MIYISRAEL{dari israel}… I shall see him, but not now: I shall behold him, but not nigh: there shall come a Star out of Jacob, and a Sceptre shall rise out of Israel…” “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel”
Dan juga pada Matius 2:2 :
“Saying, Where is he that is born King of the Jews? for we have seen his star in the east, and are come to worship him.” “dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”
Akar kata Ibrani, yang bermakna “Bintang Timur” adalah ‘Ish, yang sepadan dengan akar kata Arab, yakni ‘Assa, yang merupakan asal dari kata ‘Isa.
DUA : SECARA PELAFALAN
Yesus dibesarkan pada sebuah bangsa, yang menggunakan bahasa Aram. Bahasa Aram berkembang menjadi satu varian yang disebut bahasa Syriac, yang kemuadian tersebar luas di kalangan umat kristen, yang selanjutnya disebut “Christian Aramaic“. Di dalam bahasa Syriac, nama Yesus disebut sebagai “Eesho M’sheekha”, bermakna ‘Isa sang Mesias. Istilah “Essho M’sheekha” adalah yang paling mendekati bahasa seharian Yesus.
“Eesho” (dibaca : ‘Isyo), oleh penduduk Yahudi Palestina Utara mengucapkannya dengan “Essaa” (dibaca : iisa), hal ini dikarenakan huruf “Shin” mereka lafalkan dengan “Sin”. Hal ini bermakna, kata ‘Isa berasal dari kata Essho (dibaca : ‘Isyo), dalam bahasa Aram (yang merupakan bahasa keseharian Yesus), dan oleh penduduk Yahudi Palestina Utara, dilafalkan menjadi Essaa (dibaca : iisa).
Dengan memperhatikan kisah2 Yesus yang sekarang ada dalam Perjanjian Baru, maka Yesus bukan Nabi Isa a.s walaupun mungkin hidup dalam kurun waktu yang sama.
Yaaa... kalo anda menganggap tak ada hubungannnya dengan penyelewengan aqidah ya anda juga harus menganggap bahwa Yesus tidak mati disalib, dan bukan anak Tuhan apalagi Tuhan.
Agama agama yang sekarang ada itu pada mulanya sama, monotheis, dalam perjalanannya seringkali mengalami serangan serangan pemikiran oleh orang2 yang tak percaya Tuhan, dan Islam adalah benteng terakhir untuk menyelamatkan aqidah murni tersebut. Dengan demikian musuh Islam adalah juga musuh semua agama dan ummat manusia. Disaat Agama lain kini terlalu toleran terhadap sekulerisme. Islam sangat menentangnya. Inilah yang tak disukai mereka.
Alhamdulillah, baru 2 PR dari Anonym yang sudah kelar, padahal masih ada 4 lagi. Yang ke-tiga, ke-empat, ke-lima, dan ke-enam. Semoga saya dapat menjawabnya, walaupun sebenarnya saya gak begitu tertarik lagi membahasnya, namun semoga saja ada manfa'atnya bagi kita untuk lebih dewasa dalam berIslam, dan menjadi warga negara Indonesia yang bertanggung jawab.
Firman Allah Ta'ala, kurang lebih artinya... Al Qashash:75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah (kebohongan) dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
Maha Benar Allah dengan segala firman-firmanNYA.