Sekedar ilustrasi yang dipinjam dari mbah Google. |
Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran. Cara mencegah dan menanggulangi tawuran tentu sudah banyak ditawarkan
oleh para ahli yang berkompeten di bidangnya, namun ijinkan saya berpendapat
bahwa siapapun kita, apapun profesi kita, semua berhak memberikan konstribusi
dalam mencari solusi pada masalah ini. So, enggak perlu minder menyampaikan
pendapat, enggak perlu merasa kita hanyalah orang ecek ecek yang pendapatnya
sebatas kicauan abal abal. Selama kita punya niat tulus dalam mengemukakannya
dan berkomitmen agar tidak sebatas retorika belaka, insya-Allah sangat berguna
bagi pendewasaan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia setidaknya kita juga punya
kewajiban moral untuk mencari solusi terbaik dalam menangani, karena pada
kenyataannya tawuran tidak hanya melanda pelajar Indonesia, tawuran antar
wargapun masih banyak kita jumpai dimana mana.
Ironis, namun hal ini menjadi logis ketika kita dihadapkan pada
kenyataan bahwa Bangsa yang majemuk seperti Indonesia tercinta ini masih mudah
dibenturkan oleh berbagai alasan, diantaranya sentimen antar suku, ras dan agama.
Weleh... bahasaku resmi amat yah?, hehe. Ehm... jadi begini kawan. Sebelum mencari
solusi bagaimana cara mencegah dan menanggulangi tawuran ada baiknya kita cari tahu dulu apa motivasi
yang menyebabkan hal tersebut terjadi, tawuran. Sikap mental adalah hal yang
paling mendasar, dari ketidak puasan terhadap sistem pemerintahan, keterasingan
dan kurangnya kasih sayang dari lingkungan, kesenjangan sosial, persaingan
bisnis, politik, dominasi kaum mayoritas pada kaum minoritas, sampai menyentuh
pada mindset kaum agamawan dalam memaknai ajaran agamanya. Ah... terlalu
panjang jika dijabarkan, dan terlalu membosankan bagi anda pembaca yang ingin
segera tahu solusinya, juga bikin pegel juri jika berlama lama membaca. Ups,
jadi ketahuan neh mau diikutkan kontes. Haha.
Mencegah Tawuran
Berikut beberapa cara agar tawuran bisa dicegah sedini mungkin, cara
berikut Insya-Allah bisa kita implementasikan baik di kehidupan nyata mapun di
dunia maya, yaitu :
1. Hindari Saling Ejek
Sombong , takabur, rasa bangga, jumawa, atau apapun istilahnya sangat
mudah menjadi parasit hati yang jika
diiringi sikap merendahkan orang lain baik secara verbal maupun fisik akan
menjadi mata rantai perselisihan. Bagi yang
diejek ataupun direndahkan tentu saja punya harga diri yang perlu
diperjuangkan. Merasa sebagai ras yang unggul, merasa sebagai suku yang adiluhung,
merasa memiliki Agama yang mayoritas, hanyalah bagian kecil dari beberapa aspek
yang berpotensi melahirkan rasa takabur.
Saling mengejek harus kita hindari baik di kehidupan nyata maupun di dunia maya yang notabene adalah manifestasi dari alam nyata. Jangan didik putra putri kita dengan merendahkan pribadi lain, rasa bangga tidak harus ditunjukkan dengan menghina, tapi dengan rasa bersyukur. Mmmmh... selanjutnya gak perlu dijabarkan lagi deh, sebagai ummat Islam tentu kita paham bahwa mengolok olok suatu kaum adalah larangan karena belum tentu kita lebih baik dari yang kita olok olok.
Saling mengejek harus kita hindari baik di kehidupan nyata maupun di dunia maya yang notabene adalah manifestasi dari alam nyata. Jangan didik putra putri kita dengan merendahkan pribadi lain, rasa bangga tidak harus ditunjukkan dengan menghina, tapi dengan rasa bersyukur. Mmmmh... selanjutnya gak perlu dijabarkan lagi deh, sebagai ummat Islam tentu kita paham bahwa mengolok olok suatu kaum adalah larangan karena belum tentu kita lebih baik dari yang kita olok olok.
2. Tidak Mengompori Perselisihan
Jika kita pribadi mampu meredam agar tidak saling mengejek, tetapi lingkungan
kita, teman kita masih saja melakukannya, maka cara terbaik adalah tidak
memanas manasi. Dalam hal apapun, yah dalam hal apapun entah itu masalah dukung
mendukung calon gubernur kotak kotak maupun kumis kumis, dukung mendukung tim
sepak bola kesayangan, atau bahkan antara penggemar musik dangdut versus musik
metal. Apalagi jika mengejek dilakukan secara berjama'ah, tentu saja akan melahirkan dendam kolektif, kebencian yang lama mengendap dalam dada suatu saat tentu akan meledak jua.
Tidak memprovokasi agar semakin keruh adalah usaha minimal, mendamaikannya tentu sebuah usaha maksimal. So, jangan perkeruh suasana dengan mengompori komentar komentar berlebihan yang bisa memacu adrenalin seseorang untuk bertindak kesetanan.
Menjadi fanatis pada sesuatu adalah wajar, namun cobalah menjadi fanatis intelektual yang sadar akan keniscayaan perbedaan. Seringkali kita beranggapan bahwa kita ini beda, kenyataannya masih banyak koq kesamaan antara kita. Spektrum warna yang beraneka rupa itu kenyataannya hanyalah refraksi (pembiasaan) dari cahaya yang satu, begitupun kita manusia dan semesta ini berasal dari dzat yang satu.
Tidak memprovokasi agar semakin keruh adalah usaha minimal, mendamaikannya tentu sebuah usaha maksimal. So, jangan perkeruh suasana dengan mengompori komentar komentar berlebihan yang bisa memacu adrenalin seseorang untuk bertindak kesetanan.
Menjadi fanatis pada sesuatu adalah wajar, namun cobalah menjadi fanatis intelektual yang sadar akan keniscayaan perbedaan. Seringkali kita beranggapan bahwa kita ini beda, kenyataannya masih banyak koq kesamaan antara kita. Spektrum warna yang beraneka rupa itu kenyataannya hanyalah refraksi (pembiasaan) dari cahaya yang satu, begitupun kita manusia dan semesta ini berasal dari dzat yang satu.
3. Menjadi Manusia Produktif
Dua hal di atas baru menyentuh masalah mental dan cara pandang kita, untuk yang berikut barulah kita menyentuh masalah teknis. Ekstra kurikuler, karang taruna adalah salah satu kegiatan positif
yang bisa dikategorikan sebagai pencegahan tawuran. Namun selama ini kegiatan
tersebut belum produktif. Eh... sok tahu saya. Tapi begitulah pemahaman saya,
kegiatan positif belum tentu produktif, masih banyak kegiatan positif yang hanya menghamburkan uang semata dan menjadikan kita konsumtif. Jika terlalu konsumtif, uang cepet habis terkadang memicu kesabaran jadi habis, iman bisa tipis. Bukankah "kefaqiran amat dekat dengan kekafiran"?
Loh, pelajar tugasnya belajar dong masak disuruh cari duit sih. Gila!
Tentu ada yang berstatement demikian, namun kita lupa bahwa belajar, bermain, dan menghasilkan harta bisa dilakukan secara sinergi. Misalnya sebuah sekolah memiliki galeri yang memajang beberapa kerajinan siswanya, dimana karya tersebut dijual secara umum, tentu saja hasil penjualan dikembalikan pada siswa dengan dipotong uang sewa untuk sekolah sebagai fasilitatornya. Sekolah memberi ve kepada siswa yang menyumbangkan tulisan, puisi, karikatur, atau grafity pada majalah sekolah.
Begitupun setidaknya dilakukan oleh beberapa perangkat desa, memfasilitasi kegiatan kegiatan produktif warganya yang diharapkan bisa mendongkrak perekonomian masyarakatnya. Kegiatan kegiatan produktif berbasic swadaya inilah yang perlu kita tumbuhkan, dimana pemerintah juga ikut berkonstribusi untuk mewujudkan.
Begitupun setidaknya dilakukan oleh beberapa perangkat desa, memfasilitasi kegiatan kegiatan produktif warganya yang diharapkan bisa mendongkrak perekonomian masyarakatnya. Kegiatan kegiatan produktif berbasic swadaya inilah yang perlu kita tumbuhkan, dimana pemerintah juga ikut berkonstribusi untuk mewujudkan.
Menangulangi Tawuran
Apabila cara mencegah tawuran yang kita usahakan gagal dan masih terdapat indikasi indikasi yang berpotensi terjadi tawuran, berikut adalah cara menaggulangi tawuran :
1. Dinginkan Suasana
Hal
ini pantas dilakukan jika kita mulai melihat adanya gejala indikasi
akan adanya tawuran, lakukan pendekatan verbal dan jika tidak mempan dan
suasana tak terkendali saatnya kita menghimpun juga jama'ah pendingin
suasana.Kesadaran kolektif untuk mendinginkan suasana dan mendamaikan perselisihan perlu kita bangun. Provokator tawuran saja bisa mengumpulkan massa, harusnya kitapun bisa jadi provokator pendingin suasana.
2. Lerai Pertikaian
Pada umumnya sebuah tawuran bermula dari konflik pribadi antar individu, jika kita melihat tanda tanda adanya sebuah percikan perselisihan dimana masing masing individu memang sulit didamaikan, suruh saja kedua belah pihak berduel secara individu, bukan keroyokan. Namun ini sulit jika "solidaritas" dijadikan tameng untuk duel berjama'ah, maka perlu langkah selanjutnya.
3. Laporkan ke Pihak Berwenang dan Berkompeten
Jika sudah tak terkendali dan kita bersama warga lainpun sudah tak mampu mencegah tawuran terjadi, saatnya kita lari... yah lari dan segera melaporkan pada pihak yang berwenang, polisi misalnya.
Jika tawuran berpotensi melebar ke mana mana dan menyebabkan suatu lingkungan kacau, tidak ada jeleknya melakukan evakuasi warga. Jika aparat polisi gagal mencegah keributan yang meyebabkan kerusakan lingkungan atau bangunan, tidak perlu mencibir, kawan. Beliau beliau juga manusia biasa yang tentu punya keterbatasan.
Demikian cara mencegah dan menanggulangi tawuran agar tidak menjadi sesuatu yang mengganggu kehidupan sosial kita. Saatnya kita berbenah, agar lingkungan kita semakin nyaman dan indah. Semoga bermanfa'at.
Jika tawuran berpotensi melebar ke mana mana dan menyebabkan suatu lingkungan kacau, tidak ada jeleknya melakukan evakuasi warga. Jika aparat polisi gagal mencegah keributan yang meyebabkan kerusakan lingkungan atau bangunan, tidak perlu mencibir, kawan. Beliau beliau juga manusia biasa yang tentu punya keterbatasan.
Demikian cara mencegah dan menanggulangi tawuran agar tidak menjadi sesuatu yang mengganggu kehidupan sosial kita. Saatnya kita berbenah, agar lingkungan kita semakin nyaman dan indah. Semoga bermanfa'at.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu:
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬