Senja selalu membuat pemuda itu takut, gelap adalah kondisi yang membuatnya ia mengenang sebuah peristiwa suram. Suram karena ia tak bisa berbuat apa-apa atas sesuatu yang harusnya tidak terjadi, karena ia mengetahui... satu hal, m-a-s-a-d-e-p-a-n.
Exach (Eksak), pemuda itu memandang senja di balik jendela dan lagi-lagi ia terngiang oleh petikan kalimat film favoritnya, Spiderman, yah... Peter Parker tak akan melupakan pesan Sang Paman sesaat sebelum perpisahan terakhir. Dengan lirih Exach menggumam, "Dalam sebuah kekuatan besar tersimpan tanggung jawab besar." Kini pandangannya kembali pada sebuah ruangan, bilik kecil seukuran 2x3 meter yang kini setia menemani hari harinya. Harusnya gue tak di sini, pikirnya, harusnya dulu gue dengerin sobat maya gue si Xhamaran91 (Samaranji).
Dua tahun yang lalu Exach begitu intens berinteraksi dengan Xhamaran91, dia lupa kapan mulai mengenalnya. "Kawan, masa depan Pesantren ada di tanganmu, masa depan karya karya Abah Roxhyid (Rosyid) dengan segala tesa dan antitesa yang mengguncang kemapanan elit Agama harus ada yang meneruskan." Saat itu Exach hanya bisa mengiyakan setiap kiriman e-mail Xhamaran91 yang selalu berisi kalimat kalimat aneh, katrok, dan menggelora seperti film film patriotik dan heroik.
"Bhahaha... apanya yang bisa dibanggakan dari gue, Kang? Ekspektasinya jangan ketinggian ah, Kang! Masak iya, gue ini memegang kendali masa depan Pesantren ini? Gila apa... Bhahaha... Gue cuman tukang angon wedhusnya Abah Roxhyid. Sarap lu ah!"
Dan Xhamaran91 mengingatkan, "Okey... saya tahu kamu orang yang tidak suka saran ato nasehat. Tapi saya juga tahu bahwa kamu suka bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang banyak atau komunitas, karena pada dasarnya kamu suka menolong."
Degh!!! Exach mulai bertanya dalam diri, apa benar yang dikatakan sobat mayanya di seberang sana itu. "Aaaargggh... kampret nih anak!" gerutunya, hingga suatu ketika dia bertanya pada Xhamaran91, mengapa temannya itu memakai angka 91 pada namanya.
"Hahaha... Saya bukan dari masamu, kawan, Saya berasal dari masa depan! 91 adalah angka dari tata surya kita, 9 planet dan 1 pusat revolusi, matahari. Dan jangan tanyakan lagi mengapa saya suka angka semesta, dan jangan tanyakan juga mengapa kami bisa menembus masa lalu walaupun cuman lewat maya. Time Machine yang mampu membawa manusia pada masa lalu, saat ini sedang kami usahakan, dan eksperimen yang sudah berhasil barulah aktifitas yang sekarang kita lakukan, chatting via -virtual time- yang mampu melintasi dimensi waktu."
"Hahh, masa depan?" Exach melongo sebentar dan kemudian terbahak bahak membaca e-mail 'kawan'nya itu. Makin gila nih anak, pikirnya.
"Xach..., kamu ingat Vie3 (Fitri)? Sebagai pengagum rahasia putri kesayangan Abah Roxhyid itu, kamu harus berani mengambi sikap. Ini bukan saja masalah masa depanmu, tapi juga masa depan Pesantren yang kaucintai itu."
"Bullshiiiiit...!!!" Exach kini memegang keyboard dan mouse dengan tegang, dan mulai memencet tuts huruf satu persatu dengan hentakan keras untuk kemudian disend, "Woii...dari mana elo tahu, Nyet! Masalah buat elo?"
Untuk waktu yang lama tak ada jawaban, berhari hari Exach membuka email tapi belum juga ada balasan dari Xhamaran91. Hingga suatu sore... ada sebuah email masuk, ya dari kawannya itu.
"Sudah tercatat sejak dahulu bahwa setiap 100 tahun ada seorang Mujaddid (Revolusioner/Pembaharu), yaa bahkan dalam keyakinan Agama lainpun mereka mengenal Autar (Avatar). Seorang Mujaddid bukan membawa sesuatu hal yang baru, tapi mengajak ummat manusia kembali pada tatanan lama yang mulai terlupa, itulah mengapa dianggap baru. Seorang Mujaddid bukanlah orang yang out of the box biar dianggap aneh dan jenius, tapi dia memiliki kejeniusan yang natural, bisa menempatkan segalanya pada posisi dan porsinya. Karena begitulah seharusnya agar keseimbangan semesta terjaga."
Dan disusul email selanjutnya yang diluar dugaan Exach, "Dan seorang Mujaddid itu akan lahir dari benihmu dan Vie3 putri Abah Roxhyid"
***bersambung***
Catatan :
Cerita di atas hanya fiksi, loh.... Insya-Allah akan segera saya ikutkan pada GA-nya Kang Eksak, secara resmi belum saya daftarin. Tapi asyik juga keknya bila udah diterbitin... haha :D Mau tak terusin lagi tapi dah capek... mo bobo siang be-we dulu, entah nerusinnya kapan... lah wong detlennya juga masih lama,,, muahahaha *pamer taring*.
Dah ah... See you,,, bye bye *CLING* (ngilang dari balik jubah).
Xhamaran91