Bismillahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillahirobbil 'aalamin, ash sholatu was salamu 'ala Rosulillahi SAW.
Pernah enggak, ngerasa beraat banget menjalankan ibadah puasa? Rasanya pingin segera maghrib, segera berbuka, kemudian hari menjadi malaaam terus tanpa ada siang, kan enak tuh ya... haha ngaco! Eh tapi kita bisa loh menciptakan kondisi demikian, mengakali syari'at. Caranya? gampaaang. Simak deh :D
Puasa itu kan menahan makan dan minum dan juga bercampur dengan pasangan (suami istri) dimulai dari waktu fajar (imsak) sampai datangnya malam (maghrib), sebagaimana Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, kurang lebih artinya :
QS Al Baqoroh, 2:187. Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat
menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf
kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang
putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu
sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu,
sedang kamu beri´tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, supaya mereka bertakwa.
Nah supaya kita bisa menciptakan "kondisi malam terus" tanpa pernah melihat fajar, bagaimana kalo kita naik pesawat, helikopter, kapsul antariksa atau whatever lah pokoknya yang bisa terbang tapi terbangnya di belahan bumi yang gelap, atau belahan bumi yang tidak terkena sinar matahari, udah kebayang kan? Terusss pertahankan posisi orbit tsb sampai bulan Romadhon abis, pokoknya jangan sampe melihat matahari deh, kalo bahan bakar habis? ya tinggal mendarat di belahan bumi yang dalam kondisi malam hari kan?... haha :D Kereeeen. Jadi bebas dooong makan minum :p
Saya pernah loh ngelontarin wacana ini ke Pak Ustadz, dulu sih waktu masih ikut madrasah sore, Ustadznya masih muda. Kami semua akrab dengan beliau, dipanggil "ustadz" juga waktu ngajar doang, habis ngajar ya dipanggil "kang" gitu lagi deh. Pernah juga saya usul, coba yaaa misalkan di sekeliling ka'bah diberi semacam "lantai eskalator" yang bisa berputar sendiri yang bisa mengangkut baratus ratus jama'ah haji, sekali angkut 7 kali putaran deh, kan enak thowaf (mengitari ka'bah) jadi ringan. Begitu juga di tempat sa'i, antara bukit shofa dan marwa juga di kasih "lantai seskalator". Mak wusssh wusssh... kayak naik komidi putar. Wekekek... Tentu saja saya dikatain cah edyan waktu itu :D
Banyak jalan untuk mengakali syari'at, tapi percayalah Alloh Subhanahu Wa Ta'ala tidak bakalan memberi syari'at yang memberatkan untuk kita koq, pasti ada hikmahnya deh.
Dan sekarang jika ada orang yang pingin niru ide gila di atas mengakali syari'at... saya pingin "lempar jumroh" di kepala tuh orang pake kerikil *plethak* :D