Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Tabaroka Wa Ta’ala yang telah memberi anugerah Iman dan Islam kepada kita. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.
Sungguh,,, ketika tersesat pada site-site para penghujat Islam, aneh rasanya mereka para kafirun munafiqun menganggap umat Islam pun pandai menjadi bunglon, mereka menganggap konsep ” taqiyah” (menyembunyikan keimanan) berasal dari Al Qur’an. Terus terang mendengar kata “taqiyah” aja saya baru kenal, setelah googling woww… hasilnya sungguh mengejutkan.
Para pemfitnah menganggap taqiyah adalah salah satu metode da’wah Islam untuk mengelabuhi kaum kafir, benarkah demikian ? benarkah Islam mengajarkan kebohongan dan kemunafikkan sebagai sarana da’wah ?. Hufth..,,, mual rasanya membaca argumen-argumen mereka, ternyata “taqiyah” berasal dari konsep agama syi’ah, sementara syi’ah sendiri dari dulu hingga sekarang melakukan propaganda agar dianggap sebagai salah satu aliran sah di dunia Islam.
Berikut petikan paragrap yg saya peroleh dari Master Pemecah Kode :
Sungguh,,, ketika tersesat pada site-site para penghujat Islam, aneh rasanya mereka para kafirun munafiqun menganggap umat Islam pun pandai menjadi bunglon, mereka menganggap konsep ” taqiyah” (menyembunyikan keimanan) berasal dari Al Qur’an. Terus terang mendengar kata “taqiyah” aja saya baru kenal, setelah googling woww… hasilnya sungguh mengejutkan.
Para pemfitnah menganggap taqiyah adalah salah satu metode da’wah Islam untuk mengelabuhi kaum kafir, benarkah demikian ? benarkah Islam mengajarkan kebohongan dan kemunafikkan sebagai sarana da’wah ?. Hufth..,,, mual rasanya membaca argumen-argumen mereka, ternyata “taqiyah” berasal dari konsep agama syi’ah, sementara syi’ah sendiri dari dulu hingga sekarang melakukan propaganda agar dianggap sebagai salah satu aliran sah di dunia Islam.
Berikut petikan paragrap yg saya peroleh dari Master Pemecah Kode :
Besar sekali memang dana yang dibutuhkan untuk mempropagandakan dan memperkenalkan Syi’ah tujuannya adalah memperkenalkan Syi’ah di panggung politik Dunia (juga Indonesia) dan yang terpenting “mendesakan” kepada dunia Islam untuk mengakui keberadaan Syi’ah sebagai salah satu aliran yang sah di dunia Islam. Hasilnya, tanpa disadari kita yang beraqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah digiring untuk mengikuti dan mendukung kebathilan yang ada pada ajaran Syi’ah itu.
Untuk meng-counter perkembangan Syi’ah memang sangat susah, dikarenakan Syi’ah mempunyai ajaran yang bernama Taqiyah. Dengan konsep taqiyah mereka dengan mudah memutar balikan fakta untuk menutupi kesesatannya dan mengutarakan sesuatu yang tidak diyakininya. Orang-orang Syi’ah dalam mempertahankan konsep tersebut sering mengetengahkan sebuah riwayat yang dinisbahkan kepada Imam Abu Ja’far Ash-Shadiq as. berkata : “ Taqiyah adalah agamaku dan agama bapak-bapaku. Seseorang tidak dianggap beragama bila tidak bertaqiyah.”
(selajutnya tentang apa bagaimana Syi’ah bisa terbantu dengan membaca buku Kumpulan Makalah Seminar Nasional Tentang Syi’ah : Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI, Jakarta, 2002).
Gambar fitnah bahwa umat Islam mengikuti pedofili dari Nabinya (Astaghfirullah...) |
Dan kini gambar tersebut terungkap kebohongannya disini
Contoh site yang melegalkan "taqiyah" :
Pelecehan kemudian timbul :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100115050826AA6FudZ
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/583227/taqiyyah
Kesimpulan :
Untuk mempelajari sifat-sifat orang-orang munafiq dalam sepanjang sejarah, setidaknya kita bisa melakukan search engine dalam Al Qur’an dengan kata kuci “munafiq/ munafik”. Atau lakukan disini. Berikut saya ambil 2 ayat yang mungkin bisa mewakili dari sifat inti kemunafikkan : Lain di mulut, lain di hati.
Diakui atau tidak, kita tidak bisa menghindari fitnah-fitnah mereka, dan ironisnya kita tanpa sadar terkadang turut andil menyebarkan makar-makar mereka. Kita terkadang menelan mentah aja setiap informasi yang bersinggungan dengan dunia Islam tanpa usaha melacak, menganalisa sumber beritanya. Yang setingkat hadits aja bisa dipalsukan, apalagi yang setingkat atsar (segala sesuatu yang disandarkan pada ucapan atao perbuatan sahabat, misal ucapan sayyidina Ali bin Abi Thalib karomallahu wajha atau ucapan sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anha). Apalagi yang cuman setingkat “berita dunia Islam” yang berlalu lalang di dunia maya, amat sangat rawan kebohongan. Baca, selidiki, analisa sesuai kemampuan, dan minta saran – kritik dari saudara Islam. Firman Allah Azza Wa Jalla, insyaallah kurang lebih artinya.
Untuk rekan- rekan umat Islam yang masih awam, dalam hal ini kita memilki kesamaan yakni sama-sama belajar. Tetaplah tegakkan sholat, tanamkan dalam alam bawah sadar kita dengan bacaan tadarus Al Qur’an., Jika hendak posting artikel, browsing atau googling sebuah info, bacalah ta’awudz - basmallah atau surat al-fatihah. Carilah “guru”, ustadz atau kiai, untuk membimbing kita, ga perlu membanding-bandingkan dulu, ga perlu menjudge sesat dulu, untuk hal itu marilah senantiasa mengharap petunjuk Allah Subhanahu Tabaroka Wa Ta’ala. Dengan ketulusan dan keikhlasan dalam mencari kebenaran, seberapapun sesatnya apa-apa yang sudah kita pelajari dan kita yakini baik dulu dan kini, semoga kita senantiasa mendapat maghfiroh/ampunan dan hidayah/petunjuk Allah Azza Wa Jalla. Amin.
Kesimpulan :
- Pelajari lagi sejarah syi'ah, dibalik mereka ada munafik Yahudi diantaranya Abdullah bin Saba'.
- Di masa Baginda Rasulullah s.a.w para munafiq berhasil membuat kegemparan dengan kisah ifk (berita bohong) mengenai sayyidatina ‘Aisyah. Hal ini diabadikan dalam QS An Nur : 11-20
- Di masa kekhalifahan, mereka mengompori ahlu bayt (khususnya pendukung sayyidina Ali karomallahu wajha) dengan hasutan bahwa sayyidina ‘Ali k.w lah yang patut menjadi khalifah. Para munafiq hanya memberi dukungan semu, mereka cuma omong doang dan ketika terjadi konflik dengan sayyidina Mu’awiyah para munafiq itu meninggalkan sayyidina Ali karomallahu wajha.
- Di masa Tabi’’in, para penggagas konsep “taqiyah” kembali berulah dengan membuat dongeng karbala, mereka membuat hadits-hadits dan atsar-atsar palsu untuk mempropagandakan bahwa tragedi karbala benar-benar terjadi. Astaghfirullah,,,, mereka telah berhasil membuat dongeng bahwa para Ahlu Bayt (Keluarga Rasulullah s.a.w) dan para Sahabat Rasulullah s.a.w adalah orang-orang yang haus pada kekuasaan. Jangan biarkan dongeng ini merebak kawan.
- Konsep “taqiyah” sengaja disusupkan kafirun munafiqun, usaha menyusupkan konsep tersebut sama kerasnya dengan usaha menghujat dan memfitnah bahwa umat Islam bermuka dua dengan “taqiyah”. Kafirun - munafikun berusaha memasukkan "taqiyah" dalam Islam seraya berkoar2 "Hei, lihat... umat Islam penuh kebohongan !!!". Jelas sudah bahwa “taqiyah” bukan berasal dari Islam, dan siapa yang penuh dengan kemunafikkan ?
Untuk mempelajari sifat-sifat orang-orang munafiq dalam sepanjang sejarah, setidaknya kita bisa melakukan search engine dalam Al Qur’an dengan kata kuci “munafiq/ munafik”. Atau lakukan disini. Berikut saya ambil 2 ayat yang mungkin bisa mewakili dari sifat inti kemunafikkan : Lain di mulut, lain di hati.
Dan apabila orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami telah beriman", padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. (QS Al Maidah : 61)
Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu[*]. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (QS At Taubah : 107)
[*]. Yang dimaksudkan dengan orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu ialah seorang pendeta Nasrani bernama Abu 'Amir, yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syiria untuk bersembahyang di masjid yang mereka dirikan itu, serta membawa tentara Romawi yang akan memerangi kaum muslimin. Akan tetapi kedatangan Abu 'Amir ini tidak jadi karena ia mati di Syiria. Dan masjid yang didirikan kaum munafik itu diruntuhkan atas perintah Rasulullah s.a.w. berkenaan dengan wahyu yang diterimanya sesudah kembali dari perang Tabuk.
Diakui atau tidak, kita tidak bisa menghindari fitnah-fitnah mereka, dan ironisnya kita tanpa sadar terkadang turut andil menyebarkan makar-makar mereka. Kita terkadang menelan mentah aja setiap informasi yang bersinggungan dengan dunia Islam tanpa usaha melacak, menganalisa sumber beritanya. Yang setingkat hadits aja bisa dipalsukan, apalagi yang setingkat atsar (segala sesuatu yang disandarkan pada ucapan atao perbuatan sahabat, misal ucapan sayyidina Ali bin Abi Thalib karomallahu wajha atau ucapan sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anha). Apalagi yang cuman setingkat “berita dunia Islam” yang berlalu lalang di dunia maya, amat sangat rawan kebohongan. Baca, selidiki, analisa sesuai kemampuan, dan minta saran – kritik dari saudara Islam. Firman Allah Azza Wa Jalla, insyaallah kurang lebih artinya.
Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong[*] dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu[**]; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah." Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (QS Al Maidah : 41)
[*]. Maksudnya ialah: orang Yahudi amat suka mendengar perkataan-perkataam pendeta mereka yang bohong, atau amat suka mendengar perkataan-perkataan Nabi Muhammad s.a.w untuk disampaikan kepada pendeta-pendeta dan kawan-kawan mereka dengan cara yang tidak jujur.
[**]. Maksudnya: mereka amat suka mendengar perkataan-perkataan pemimpin-pemimpin mereka yang bohong yang belum pernah bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. karena sangat benci kepada beliau, atau amat suka mendengarkan perkataan-perkataan Nabi Muhammad s.a.w. untuk disampaikan secara tidak jujur kepada kawan-kawannya tersebut.
Asbabun Nuzul (sebab-sebab/ latar belakang turunnya ayat) bisa dilihat disini
Untuk rekan- rekan umat Islam yang masih awam, dalam hal ini kita memilki kesamaan yakni sama-sama belajar. Tetaplah tegakkan sholat, tanamkan dalam alam bawah sadar kita dengan bacaan tadarus Al Qur’an., Jika hendak posting artikel, browsing atau googling sebuah info, bacalah ta’awudz - basmallah atau surat al-fatihah. Carilah “guru”, ustadz atau kiai, untuk membimbing kita, ga perlu membanding-bandingkan dulu, ga perlu menjudge sesat dulu, untuk hal itu marilah senantiasa mengharap petunjuk Allah Subhanahu Tabaroka Wa Ta’ala. Dengan ketulusan dan keikhlasan dalam mencari kebenaran, seberapapun sesatnya apa-apa yang sudah kita pelajari dan kita yakini baik dulu dan kini, semoga kita senantiasa mendapat maghfiroh/ampunan dan hidayah/petunjuk Allah Azza Wa Jalla. Amin.
Semoga bermanfa'at.